Friday, July 24, 2015

Cara Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Tiada



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,



Saat kedua orangtua masih hidup, birrul walidain bisa berupa mentaati perintah keduanya, memuliakan dan menunjukkan rasa sayang kepada keduanya, berbicara yang sopan, diam saat kedua berbicara, tidak membantah petuahnya, mengobatkan saat sakit, melindungi mereka saat terancam, dan memberikan bantuan baik fisik maupun harta saat keduanya membutuhkan. Sesungguhnya birrul walidain bukan saat meduanya masih hidup, tapi juga berlanjut saat keduanya sudah tiada. Apa saja bentuk berbuat baik kepada orangtua pasca keduanya tiada?
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idiy, ia berkata : Pada suatu waktu kami duduk di samping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya,

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Wahai Rasulullah, apakah masih ada kesempatan untuk aku berbuat baik kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?” Beliau menjawab, “Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya sesudah meninggal, menyambung jalinan silaturrahim mereka dan memuliakan teman mereka. 
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, dan Ahmad)

Lima perkara yang hendaknya dilakukan anak untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia, yaitu;

1. Mendoakan kebaikan untuk keduanya, termasuk di dalamnya melaksanakan shalat jenazah keduanya. Intinya memohon kepada Allah agar Allah merahmati keduanya. Dan ini bentuk amal baik kepada orang tua saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal. Jika Allah merahmati berarti Allah melimpahkan semua bentuk kebaikan kepada keduanya dan menghindarkan berbagai keburukan dari keduanya.

2. Istighfar untuk keduanya; memohonkan kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa keduanya. Ini merupakan kebaikan paling utama sesudah mereka meninggal.

3. Menunaikan janji keduanya setelah meninggal, berarti melaksanakan wasiat keduanya. Maka bagi anak, baik laki-laki atau perempuan untuk melaksanakan wasiat keduanya jika sesuai syariat.

4. Memuliakan teman-teman keduanya; termasuk kawan karibnya, rekan kerjanya, kerabatnya keduanya. Seorang anak-anak menghormati dan memuliakan mereka, di antaranya dengan berkata sopan dan baik kepada mereka, menjenguk saat mereka sakit, membantuk saat kesusahan, member hadiah, dan semisalnya.

5. Menyambung silaturahim (hubungan kekerabatan) keduanya, yaitu berbuat baik kepada paman dan bibi dari jalur ayah maupun ibu, kerabat-kerabat mereka. Berbuat baik kepada mereka dan menyambung kekerabatan mereka termasuk memuliakan orang tua.



Dari bahasan ini dapat kita simpulkan bahwa anak muslim wajib berusaha memberikan kebaikan kepada orang tua dan menghilangkan bahaya dari keduanya, saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Karena mereka memiliki banyak jasa terhadap anak-anaknya saat si anak masih kecil, dirawat, disayang, dididik dan dibesarkan.

 Kewajban anak adalah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan, pengorbanan dengan pengorbanan, khususnya terhadap ibu. 

Wallahu A’lam.

---------------------------------------
Dikutip dari : Ceramah Yusuf Mansur

Wednesday, July 22, 2015

5 Langkah Melembutkan Hati



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,



Tatkala badan merasa enggan untuk beramal, tatkala hati mulai sulit untuk terenyuh, mungkin itu salah satu tanda kerasnya hati, dengan kata lain hati ini sedang sakit. Lantas apa yang akan dilakukan ketika tahu bahwa hati ini sedang sakit? Orang yang sakit pasti akan mencari obat, sebagaimana orang sakit akan pergi ke dokter. Berikut ini penulis berikan obat agar hati menjadi lembut kembali.

1. Perbanyak Baca Al-Quran dengan Mentadabburinya

Di antara sebab lembutnya hati adalah dengan membaca Al Qur’an. Al Qur’an adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk. Selain dapat menenangkan hati, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala. Bayangkan saja, 1 huruf dari Al Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan. Namun syarat untuk menenangkan hati tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan.

2. Perbanyak Dzikir Mengingat Allah

Tidak diragukan lagi, berdzikir dapat melembutkan hati. Karena dengan mengingat Allah, maka hati pun menjadi tenang. Sebagaimana Allah firmankan dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya, “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.”
Dzikir adalah suatu amalan yang mudah, cukup menggerakkan lisan dan bibir saja. Sehingga tidak bisa dijadikan alasan untuk enggan berdzikir.

3. Berteman Dengan Kawan yang Baik Agamanya

Jika seseorang memiliki teman yang baik agamanya, maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak pula. Seperti yang Nabi permisalkan dalam suatu hadits riwayat Al-Bukhari, dimana kawan yang baik dimisalkan sebagai penjual misk(minyak wangi). Boleh jadi ia diberi minyak wangi tersebut, boleh jadi ia membelinya, atau minimal mendapakan bau yang wangi dengan sebab berdekatan dengan penjual minyak wangi.
Maka, carilah kawan akrab yang baik agamanya, sehingga ketika sedang futur(malas, kondisi hati melemah), maka ada yang mengingatkan, menasehati dan kembali membawa kita ke dalam majelis ilmu. Jangan sampai ketika kondisi hati melemah, kita malah menjauhi kawan-kawan yang semangat dalam kebaikan.

4. Menyayangi Anak Kecil

Menyayangi anak kecil dapat melembutkan hati, terutama anak kecil yatim (bapaknya sudah meninggal). Sebagai contoh, kita bisa mengajar anak-anak kecil di TPA, atau bisa berkunjung ke panti asuhan untuk bercengkrama dan mengajarkan mereka hal yang baik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda (yang artinya), “Sayangilah semua yang ada di bumi, niscaya Dzat yang ada di langit akan menyayangi kalian.”(HR. At-Tirmidzi no. 1924 dan HR. Abu Dawud no. 4941).
Hadits di atas memerintahkan kita untuk menyayangi semua yang ada di bumi, termasuk semua hewan dan tumbuhan. Misalnya, tidak memberikan beban yang berat pada onta jika kita menaikinya, atau tidak melakukan penebangan liar yang dapat merusak lingkungan sekitar.
Hadits tersebut juga sebagai dalil bahwa Allah berada di atas sana, di atas langit, bukan berada dimana mana seperti anggapan sebagian orang.

5. Berdoa Kepada Allah

Doa adalah senjata seorang mukmin, jangan sampai seorang mukmin melupakan bahwa urusannya tergantung kehendak Allah Ta’ala. Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan diberikan kelembutan hati, dan dijauhkan dari rasa malas yang terus menerus sehingga hati menjadi mati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita sebuah doa agar berlindung dari rasa malas. Berikut adalah doanya:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat/
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Demikianlah 5 kiat-kiat dalam melembutkan hati, semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, dan dijauhkan dari hati yang keras lagi mati. Wallahul Muwaffiq.
 ---------------------------------
Referensi: Tafsir Surah Al-An’am Karya Syaikh Ibnu Utsaimin

Etika Ketika di Masjid



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,


Masjid merupakan Rumah Allah juga, jadi sudah seharusnya kita bersikap sopan dengan mengamalkan etika saat di masjid berikut,

    1. Berdo`a di saat pergi ke masjid. 

    Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau menyebutkan,

    Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdo`a,

    Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya. 
      (Muttafaq’alaih).

      2. Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. 


      Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda,

      Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah. 

      (Muttafaq’alaih).

        3. Berdo`a disaat masuk dan keluar masjid. 

        Disunnahkan bagi orang yang masuk masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan, 

        (Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)”
        Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam kemudian membaca do`a:
        (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)  
          (HR. Muslim)

          4. Disunnahkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid.


          Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, 

          Apabila seorang di antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua raka`at sebelum duduk. 
          (Muttafaq alaih).
            5. Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. 

            Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, 

            Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah “Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu”. Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka do`akanlah “Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.

             (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

              6. Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau orang yang badannya berbau tidak sedap. 
              Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, 
              Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu.

               (HR. Muslim) 


              Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian.

                7. Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. 

                Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, 

                Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang keluar sebelum shalat. 
                (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
                  8. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnahkan bagi orang yang sholat menaruh batas di depannya. 

                  Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, 

                  Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada lewat di depannya. 
                  (Muttafaq alaih).
                    9. Tidak menjadikan masjid sebagai jalan. 

                    Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda,

                    Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan, kecuali (sebagai tempat) untuk berzikir dan shalat. 
                    (HR. Ath-Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani).
                      10. Tidak menyaringkan suara di dalam masjid dan tidak mengganggu orang-orang yang sedang shalat. 

                      Termasuk perbuatan mengganggu orang shalat adalah membiarkan Handphone anda dalam keadaan aktif di saat shalat.

                        11. Hendaknya wanita tidak memakai parfum atau berhias bila akan pergi ke masjid.

                        Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda,

                        Apabila salah seorang di antara kamu (kaum wanita) ingin shalat di masjid, maka janganlah menyentuh parfum. 
                        (HR. Muslim).
                          12. Orang yang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk masjid. 

                          Allah berfirman, 

                          (Dan jangan pula menghampiri masjid), sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. 

                          (QS. An-Nisa: 43)


                          `Aisyah Radhiallaahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda kepadanya, 

                          Ambilkan buat saya kain alas dari masjid”. Aisyah menjawab: Sesungguhnya aku haid? Nabi bersabda: “Sesungguhnya haidmu bukan di tanganmu. 

                          (HR. Muslim)


                          ---------------------------------------

                          Disadur dari : Hidup Islami

                          Orang-Orang yang Dido'akan Para Malaikat



                          Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

                          Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

                          1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.
                          (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

                          2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.
                          (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

                          3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan.
                          (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

                          4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
                          (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf.
                          (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

                          5. Para malaikat mengucapkan ‘Aamiin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu
                          (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

                          6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.
                          (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

                          7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.
                          (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

                          8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.
                          (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

                          9. Orang - orang yang berinfak.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit.
                          (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

                          10. Orang yang sedang makan sahur.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur.
                          (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

                          11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh
                          (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

                          12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
                          Rasulullah SAW bersabda, 
                          Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
                          (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)


                          ----------------------------------------

                          Friday, July 17, 2015

                          Habibie, Pribadi yang Inspiratif

                          Sejak berumur lima tahun silam, Bacharuddin Jusuf Habibie kerap terpesona jika melihat karya manusia. Entah itu alat transportasi seperti sepeda, mobil, sampai prasarana transportasi seperti jembatan dan sebagainya.

                          Diam-diam dalam benaknya selalu bertanya-tanya mengapa, sebab, dan bagaimana bisa terjadi. Pertanyaan itu terus meneror kesadarannya, hingga mendorong dirinya menjadi manusia dengan rasa keingintahuan yang tinggi.

                          Dia kerap bertanya tentang apapun di luar sepengetahuannya. Kepada siapa pun di dekatnya, dia selalu bertanya. Hingga tiba saat ayahnya mulai bosan pada hobi bertanya Habibie. Akhirnya ayahnya membelikan buku. Dari sanalah jawaban atas berbagai pertanyaan dijelajahinya.

                          Namun pertanyaan-pertanyaan akhirnya berkembang menjadi kompleks dan meningkat jumlahnya. Sehingga kebiasaan saya bertanya sudah sampai pada tingkat mengganggu kesibukan orang tua dan guru saya, kenang BJ Habibie seperti dikutip dari buku Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie; Dari Ilmuwan ke Negarawan sampao Minandito, A Makmur Makka.

                          BJ Habibie terpaksa mencari sendiri jawabannya dalam buku. Kebiasaan yang demikian menjadikan saya sebagai kutu buku. Akibatnya dia sering menghabiskan waktu untuk menyendiri untuk terus beranalisis, tak berhenti berpikir.

                          Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan, saya selalu didampingi oleh guru pribadi yang setia, yaitu otak saya! Ibu, ayah, keluarga, guru sekolah, guru besar di universitas, para ilmuwan, dan sebagainya saya anggap sebagai pembantu guru pribadi saya saja, ucapnya.

                          Bukan hanya kebiasaan bertanya, Habibie berani konsisten dalam memanajemen waktunya. Dia hanya membutuhkan waktu untuk tidur sebanyak lima jam saja. Sedangkan waktunya dua jam dipergunakan untuk salat. Satu setengah jam untuk rutinitas membaca Yasin dan Tahlil. Kemudian dua jam untuk berenang dan mandi.

                          Sedangkan tiga jam dihabiskan untuk makan. Tiga jam lainnya ia manfaatkan untuk berbincang dengan para tamunya. Sehingga sisanya sebanyak tujuh setengah jam, dipergunakannya untuk membaca atau menulis.

                          Selain itu, BJ Habibie selalu mengingatkan bahwa kekuatan rantai ditentukan oleh keunggulan mata rantai terlemah.

                          Kesimpulannya ialah, kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu tiap detail. Sebab kualitas karya dan kualitas kerja ditentukan oleh kualitas rinci.
                          Maka dari itu berpikirlah secara rinci dan positif. Di sisi lain BJ Habibie selalu ingin menjadi pribadi kreatif dan inovatif.

                          Tanda Jika Anda Telah Terpaut Dunia

                          Alhamdulillah, kami dapat menerbitkan tentang tanda hati kita jika terpaut dunia. Sebelumnya telah dibahas Bahaya Cinta Dunia dan Akibatnya.

                          Inilah Tanda-tanda Jika Hati Anda Telah Terpaut dengan Dunia,

                          1. Anda tidak bersiap siap saat waktu shalat akan tiba.

                          2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.

                          3. Anda sangat perhatian dengan omongan orang lain tentang diri Anda.

                          4. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.

                          5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.

                          6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. "Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya."

                          7. Anda selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.

                          8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti.

                          9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.

                          10. Anda ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.

                          11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.

                          12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.

                          13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.

                          14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil

                          15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.

                          16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain

                          17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.

                          18. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.

                          19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.

                          21. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.

                          21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.

                          22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.

                          23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

                          24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.

                          25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.

                          26. Anda senang berkunjung ke negeri-negeri kafir.

                          27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.

                          28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.

                          29. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik Anda.

                          30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.

                          31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.

                          32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.

                          33. Anda ingin semua yang Anda harapkan di dunia ini terkabul.

                          34. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.

                          35. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.

                          36. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.

                          37. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.

                          Mari kita hindari ciri-ciri orang yang cinta dunia. Semoga kita dipermudahkan oleh Allah dalam melakukan kebaikan.

                          -----------------------
                          Ditulis dari : Ceramah Muhammad Nurman

                          -----------------------
                          Dibantu oleh : Hidup Islami (Partner Topik Islam) 


                          Bahaya Cinta Dunia dan Akibatnya


                          Allah Azza wa Jalla berfirman,
                          Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah yang telah mereka kerjakan. 

                          (QS. Hud: 15-16).

                          Rasulullah SAW menggambarkan kondisi umat Islam seperti hidangan yang "siap santap" dan dikerumuni oleh musuh-musuh Islam. 

                          Rasulullah SAW bersabda,
                          Suatu saat nanti kalian akan dikerumuni (dijarah beramai-ramai) oleh umat-umat manusia layaknya hidangan yang dikerumuni orang kelaparan". Sahabat bertanya, "Apakah karena jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?" "Bahkan jumlah kalian banyak pada hari itu, akan tetapi banyaknya kalian seperti buih, maka Allah cabut dari hati musuh-musuh kalian perasaan takut terhadap kalian, dan diletakkan dalam hatimu penyakit al-wahn", jawab Rasulullah SAW. "Apakah penyakit al-wahn itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Cinta dunia dan takut mati.
                          Bahaya Cinta Dunia,

                          1. Sumber segala kesalahan

                          Imam Ahmad menceritakan dari Imam Sofyan, bahwa beliau berkata, 

                          Isa bin Maryam as berkata, "Cinta dunia itu sumber segala kesalahan dan di dalam harta benda terdapat banyak penyakit. Para sahabat bertanya, "Apa penyakitnya?" Beliau menjawab, "Orang yang cinta dunia tidak dapat meninggalkan sifat bangga dan angkuh". "Kalau dia bisa menghindari sifat tersebut?" tanya mereka. "Dia akan sibuk mengurus dan meningkatkannya hingga lalai dari dzikir kepada Allah Azza wa Jalla", jawab Beliau.
                          2. Lalai dari cinta dan dzikrullah adalah bahaya terendah dari cinta dunia

                          Karena barangsiapa dilalaikan oleh harta bendanya, dia akan merugi. Terlebih bila lalai dari dzikrullah, ia akan hanya seperti mayat. Bila hati sepi dari dzikir ia akan dihuni dan disetir setan sesuai kehendaknya. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa iblis berkata, 
                          Jika seorang manusia telah dikuasai (hatinya) dan menjadi lemah, maka kami akan membolak-balikan hatinya bagaikan seorang anak kecil mempermainkan bola.
                          3. Menjadi penghuni neraka

                          Cinta dunia menjadikan neraka dipenuhi orang, sedangkan sikap zuhud terhadap dunia memuatnya ramai surga.

                          4. Mabuk karena cinta dunia lebih berbahaya daripada karena minuman keras

                          Karena orang yang mabuk karena cinta dunia tidak akan sadar kecuali setelah berada di dalam kubur. 
                          Yahya bin Mu'adz berkata, 
                          Dunia itu araknya setan. Barang siapa mabuk karenanya, ia tidak akan segera sadar, kecuali setelah berada di tengah kumpulan orang mati dalam keadaan menyesal di antara orang-orang yang merugi.
                          5. Pengagungan berlebihan terhadap dunia

                          Cinta terhadap dunia menuntut manusia dipandang mengagungkan dan mementingkannya, sedangkan di mata Allah dunia itu rendah dan hina.
                          Mengagungkan sesuatu yang dipandang rendah oleh Allah termasuk dosa besar. 

                          Jabir bin Abdillah ra bekata, 
                          Rasulullah SAW pernah memasuki sebuah pasar yang di kiri-kanannya dipadati manusia. Ketika itu beliau melewati seekor kambing kuper (telinganya kecil) yang telah menjadi bangkai. Lantas Beliau menenteng telinga kambing itu seraya berseru, "Siapakah yang mau membeli kambing ini dengan harga satu dirham?" Pengunjung pasar menjawab, "Sedikitpun kami tidak menginginkannya". Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian mau jika anak kambing ini kuberikan cuma-cuma kepada kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, kalaupun anak kambing itu hidup, kami tidak akan menerimanya karena cacat, maka bagaimana kami mau menerimanya setelah menjadi bangkai?"Mendengar hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai kambing kuper ini dalam pandangan kalian
                          (HR. Muslim).

                          6. Mendapat kutukan Allah

                          Allah mengutuk, memurkai, dan membenci kecuali jika kehidupan dunia hanya ditujukan semata-mata untuk mencari keridhaan-Nya.

                          7. Mengubah orientasi amal shalih

                          Apabila seseorang mencintai dunia otomatis ia akan menjadikannya sebagai tujuan, sehingga amal-amal shalihpun yang dijadikan Allah sebagai jembatan menuju keridhaan-Nya justru dijadikan untuk mencari kehidupan dunia. 

                          Sebagai misal, orang yang berdakwah atau mengerjakan amal shalih untuk mendapatkan amplop atau kedudukan dan kursi tertentu.

                          8. Penghambat amal shalih

                          Cinta dunia itu menjadi penghambat seseorang untuk beramal shalih, sebab disibukkan untuk mengurusi dunia sehingga waktunya habis tersita olehnya. Dalam hal ini manusia terbagi menjadi beberapa klasifikasi,

                          Ada yang sibuk dengan dunianya sehingga melalaikan keimanan dan syari'at-Nya.


                          Ada yang sangat cinta terhadap dunia sehingga melalaikan ibadah dan kewajiban.

                          Ada yang melaksanakan kewajiban tertentu dengan meninggalkan kewajiban yang lain.

                          Dia yang tidak melaksanakan kewajiban dan ibadah pada waktu yang telah ditentukan.

                          Ada yang melakukan ibadah tapi hanya lahirnya sedangkan hatinya selalu ingat pada urusan duniawi.

                          Akibatnya Jika Mencintai Dunia,

                          Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan hal ini dalam sabda beliau, 
                          Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.
                          [HR Al-Bukhari (no. 6075) dan Muslim (no. 116)]

                          Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, 
                          Orang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan), Kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan dan penyesalan yang tiada akhirnya.
                          [Kitab “Igaatsatul lahfan” (halaman 83-84, Mawaaridul amaan)]

                          Dalam hal ini, salah seorang ulama salaf berkata, 
                          Barangsiapa yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam penderitaan.
                          [Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “Igaatsatul lahfan” (halaman 83 – Mawaaridul amaan)] 

                          Sekian, semoga kita tidak termasuk orang yang cinta dunia. Dan InsyaAllah kami akan membahas tentang tanda -tandanya jika terpaut oleh dunia di artikel berikutnya.
                          -----------------------
                          Dikutip dari : Ceramah Abu Izzuddin

                          Thursday, July 16, 2015

                          Oh.. Ternyata Sabar dan Syukur


                          Manusia fitrahnya memang selalu ingin mendapat kemudahan dalam hidupnya, mulai dari cita-cita masuk PTN yang diinginkan, IPK yang selalu cumlaude, jodoh yang sempurna, dan masih banyak lagi. 

                          Hal tersebut selalu menjadi suatu keharusan untuk mencapai sebuah kebahagiaan yang kadang diartikan dalam pengertian yang sempit. 

                          Kadang sebagian orang merasa tidak bahagia saat yang direncanakan tak sesuai dengan yang didapatkannya, padahal bisa jadi rencananya itu akan mendatangkan keburukan baginya. Memang hal tersebut lumrah bagi kita, seorang manusia biasa, merasa kecewa dengan kenyataan yang sama sekali tidak kita harapkan. Bahkan tidak sedikit pula kekecewaan yang tidak dapat dikendalikan mendorong kita untuk menyalahkan keadaan, diri sendiri, bahkan suudzon kepada Allah SWT. 

                          Jelas hal tersebut sangat berbahaya jika terus dibiarkan, bisa jadi kita merasa tidak percaya dengan Allah SWT karena merasa do’anya tak kunjung dikabulkan. Padahal Allah SWT lah yang maha tahu dan maha bijaksana. 

                          Lantas apa yang perlu dilakukan?

                          Kunci dari permasalahan itu cukup sederhana secara teori namun sukar dilaksanakan secara praktek, yaitu sabar dan syukur. Sabar dan syukur menjadi modal awal kita untuk mengendalikan nafsu pada diri kita, karena nafsu pada diri kita jelas tidak dapat dihilangkan. Saat Nabi Muhammad SAW akan diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT, beliau diberi sebuah permintaan oleh Allah SWT untuk modal awal beliau menjadi seorang Nabi dan Rasul, bahkan Allah SWT menawarkan harta yang melimpah dan kekuasaan untuk mempermudah jalan dakwah beliau. 

                          Namun Nabi Muhammad SAW tidak memilih hal tersebut, beliau meminta untuk dijadikan orang biasa yang tidak memiliki harta yang berlimpah dan tahta, layaknya Nabi Ibrahim A.S. Mengapa Rasulullah SAW memilih hal tersebut? karena dengan menjadi seorang yang biasa saja beliau akan mendapatkan 2 kebaikan. 

                          Saat kesulitan datang beliau akan bersabar dan dari sabar itu akan mendatangkan kebaikan, dan saat diberi kenikmatan beliau akan bersyukur dan dari syukur itu akan mendatangkan kebaikan pula. Jelas dari riwayat tersebut kita telah mendapat jawabannya, seorang Rasul yang sudah di tetapkan surga baginya memilih untuk hidup menjadi seorang yang biasa saja agar saat masalah datang beliau akan mendapatkan kebaikan dari sabarnya. 

                          Lantas mengapa kita mengeluh saat diberi cobaan yang tidak seberapa?

                          Kebanyakan dari kita kadang lupa tentang sabar dan syukur itu, jangankan dituntut untuk bersabar saat diberi kesulitan, saat diberi kenikmatan pun kita lupa untuk bersyukur. Kadang pula kita lupa bahwa takdir kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuz sana. Mulai dari rezeki, jodoh, mati, kebahagiaan, kesedihan, dan yang lainnya. Lalu mengapa kita masih enggan untuk bersabar saat diberi kesulitan dan bersyukur saat diberi kenikmatan, padahal dikedua perbuatan itu ada kebaikan yang luar biasa. 

                          Kita sebagai manusia hanya bisa berserah diri kepada Allah SWT setelah kita berikhtiar dan berdo’a dengan sungguh-sungguh, untuk hasil akhir yang kita dapat tentu bukan urusan kita lagi, itu sudah bagian Allah SWT yang mengaturnya, entah itu sesuai dengan yang diharap dan direncanakan atau malah sebaliknya. 

                          Allah SWT lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, jadi saat kita nanti mendaptkan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, misalnya nilai yang tidak sesuai atau IP yang menurun, kita harus bersabar dan jadikan hal tersebut sebagai pelajaran dan cambuk untuk kita lebih baik lagi kedepannya. 

                          Apapun hasilnya itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT jauh sebelum kita lahir ke dunia, kita tinggal menyiapkan diri dengan sabar dan syukur.

                          Sumber : KMFM UGM