Saturday, August 29, 2015

Perbaiki Doa Kita Agar Lebih Maqbul



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,



Bagaimana cara berdoa yang baik? Simak ini dulu…
Coba bayangkan seandainya tiba-tiba ada orang mendatangi anda, dan langsung meminta uang dengan cara yang tidak sopan… Dia tidak kulo nuwun, tidak memanggil nama anda dengan santun, tidak memiliki tata krama… Bagaimana perasaan anda? Iba atau empet?
Nah, jika anda sadar betul akan jawaban pertanyaan di atas, andapun pasti yakin bahwa anda tidak boleh bergaya preman kampung macam itu kepada orang lain! Setuju, juragan?
Apalagi kepada Allah…. tentu sangat tidak boleh!
Berlaku sopanlah dalam meminta kepada Allah! Sebutlah nama-Nya dengan santun, gunakan tata krama yang baik.  Jangan langsung to the point meminta. Mengapa doa kita tumpul? Salah satunya karena tingkah kita sendiri yang tidak beradab dalam meminta.
Mari perbaiki cara berdoa kita agar lebih maqbul. Lantas, bagaimana tata cara berdoa yang baik berdasarkan Al Quran dan hadits? Inilah jawabannya:
1. Mulailah dengan basmalah
2. Memuji Allah
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya” (An Nashr:3). Dalam ayat ini, Allah memberikan petunjuk agar kita memuji-Nya sebelum menyampaikan maksud doa yang kita panjatkan. Memuji Allah ialah dengan mungucapkan “Alhamdu lillaahi robbil aalamiin” (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), atau dengan redaksi lainnya.
3. Bershalawat untuk Nabi
Dari Annas bin Malik: “Tidaklah seseorang berdoa, kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada nabi”.
Jadi, bershalawat kepada Nabi sangat penting untuk membuka hijab (tirai) agar doa kita sampai pada Allah azza wa jalla. Bershalawat atas Nabi misalnya membaca “Allahumma shalli ala (sayyidinaa) Muhammad” atau dengan redaksi lain yang anda sukai.
4. Sebutlah nama-Nya dengan santun (dengan asmaul husna)
“Dan Allah memiliki asmaul husna, maka berdoalah dengan menyebut asmaa-ul husna itu “(QS Al Araf : 180).
Contoh membaca asmaul husna dalam berdoa:
  • Ya Allah, ya ROZAK berilah kami rizki yang halal
  • Ya GHOFUR… ampunilah kami
  • Robbanaa innaka anta SAMIIUL ‘ALIIM watub alaina innaka anta TAWWAABU RAHIIM
5. Menyebutkan maksud yang diminta
Point ke-5 ini adalah inti dari doa (permintaan) kita
6. Tutup doa dengan shalawat Nabi, memuji Allah, dan Amin
Washallallahu ala (sayyidinaa) Muhammadin, walhamdulillaahi rabbil aalamiin. Amin.
Contoh redaksi doa singkat berdasarkan urutan poin-poin di atas:
(1) Bissmillahirrahmaanirrohiim
(2) Alhamdulillahi robbil aalamiin
(3) Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad
(4) Ya Allah ya ROZAK
(5) Hari ini saya mau berdagang, berilah kami rizki yang halal dan melimpah
(6) Washallallahu ala (sayyidina) Muhammad, walhamdulillaahi rabbil aalamiin
Amin.
Poin (5) sebaiknya menggunakan doa yang ma’tsur, yaitu doa yang ada dalam Al Quran atau doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, misalnya:
Rabbij’alnii muqiima shalaati wamin dzurriyaatii (QS Ibrahim). Ya Allah jadikanlah saya dan keturunan saya sebagai orang yang dapat menegakkan shalat.
Allahummakfinii bihalaallika an haraamika wa aghninii bi fadhlika ‘amman siwaak (HR Tirmidzi). Ya Allah berilah saya rizki yang halal, bukan yang haram. Dan kekayaan (rizki yang melimpah) yang Engkau ridhai, bukan yang engkau murkai.
Mari meminta kepada Allah dengan tata cara berdoa yang baik.
-------------------------
Sumber : AkhmadTefur.Com

Waktu Berdoa yang Mustajab



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut  dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’alaturun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani diShahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani diHidayatur Ruwah, 2/232)
Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim
Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.
3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan olehUmmul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda:Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni [‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”]”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anhameminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yangmustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallambersabda,
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa NabiShallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkanyaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin AbdillahRadhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalamMajma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

14. Setiap Selepas Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh AllahSubhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab:
Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai [dubur shalat, yg benar mungking penghujung shalat, bukan selesai shalat. krn syaikhul islam menegaskan Nabi tdk pernah berdoa setelah shalat] shalat fardhu” (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

15. Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah

Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa RasulullahShallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya” (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” yaitu terbangun dari tidur pada malam hari.

16. Pada Saat Sedang Kehujanan

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya RasulullahShallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami‘ No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).

17. Pada Saat Ajal Takziah

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda:
Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan” (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.
Aamiin Ya Mujiibas Sa’iliin.
--------------------------------------------------
Penulis: Yulian Purnama
              Siti Anisa, AR

Do'a Agar Terhindar dari Hutang Piutang



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ:
((دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ الْمَسْجِدَ فَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ أَبُو أُمَامَةَ فَقَالَ: يَا أَبَا أُمَامَةَ مَا لِي أَرَاكَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ فِي غَيْرِ وَقْتِ الصَّلَاةِ ؟ قَالَ: هُمُومٌ لَزِمَتْنِي، وَدُيُونٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلَامًا إِذَا أَنْتَ قُلْتَهُ أَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّكَ، وَقَضَى عَنْكَ دَيْنَكَ ؟ قَالَ: قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: قُلْ إِذَا أَصْبَحْتَ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ، قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمِّي، وَقَضَى عَنِّي دَيْنِي))
)) رواه ابو داود


Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud 4/353)
Jika anda memerlukan teks doa tersebut dalam bahasa indosia :
Allahumma inni a’udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.
Silakan baca do’a tersebut kapan saja dan disertai keyakinan kuat bahwa Allahg mengabulkan do’a anda.
Wallahu a’lam

Gambaran Fisik Rasululah Berdasar Hadits



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Gambaran Umum
Anas bin Malik ra berkata:
Rasulullah saw. bukan orang yang tinggi sekali, dan tidak pula pendek. Tidak juga putih sekali, dan tidak berwarna coklat. Rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak terlalu lurus. Beliau diutus Allah ketika berusia empat puluh tahun dan menetap di Mekah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun. Beliau wafat ketika berusia enam puluh tahun sementara di rambut kepala dan janggut beliau tidak lebih dari dua puluh helai uban.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)*
—————
*. Shahih Al-Bukhari Hadis no. 3284 dan Shahih Muslim Hadis no. 4330
Postur Tubuh 
Badan Raulullah SAW tinggi tegap namun tidak terkesan jangkung dan perutnya tidak buncit.
Ali bin Abi Thalib RA berkata : ” Nabi SAW tidak jangkung dan tidak juga pendek” (HR. Ibn Hisyam)*
Abu Hurairah RA berkata :
“Rasulullah SAW dada dan perut beliau rata.” (HR. Ibn Sa’ad)**
————–
*. Hadis diriwayatkan oleh Ibn Hisyam dalam al-Sirah Jil. 1 Hal. 402
**. Hadis diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam al-Tabaqat Jil. 1 Hal. 422
Warna Kulit
Rasulullah SAW berkulit putih bersih.
Anas Ibn Malik RA berkata : “Warna kulit Rasulullah SAW putih bersih, bukan putih pucat atau hitam.’ (HR. al-Bukhari dan Muslim)*
————
*. Shahih al-Bukhari, hadis no. 3283 dan Shahih muslim, hadis no. 4330
Mata Rasulullah SAW
  • Mata Rasulullah SAW besar, bola matanya hitam, bulu matanya lentik panjang dan alis beliau tebal.
  • Beliau dapat melihat di kegelapan sebagaimana beliau melihat di tempat yang terang.
  • Beliau dapat melihat apa yang ada di belakang seperti halnya beliau melihat apa yang ada di depan.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah yang bercerita bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apakah kalian menyangka bahwa posisiku di sini dan di sini, demi Allah tidak terhalang dari penglihatanku ruku’ kalian ataupun sujud kalian. Sesungguhnya aku dapat melihat apa yang ada di belakang punggungku.”*
Dalam riwayat Muslim dari Anas ibn Malik, Rasulullah saw bersabda:“Wahai manusia, saya berada di depan kalian, jangan mendahului aku dalam ruku’ dan jangan pula dalam sujud. Sesungguhnya aku melihat kalian baik yang berada di depan maupun yang dibelakang.”**
Ibn Adiy, al-Baihaqi dan Ibn Asakir meriwayatkan sebuah kisah dari A’isyah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw dapat melihat dalam keadaan gelap maupun terang.***
———–
*.  Sahih al-Bukhari, hadis no. 401, 402
** .Sahih Muslim, hadis no. 643.
***.  al-Khasa’is karya al-Suyuti, jil. 1, hal. 104.

Hidung
Dari Hasan Ibn Ali RA , saya bertanya kepada pamanku, Hind ibn Abi Halah tentang hidung Rasulullah SAW. Beliau menjawab : “Rasulullah SAW memiliki hidung yang mancung namun kecil tulang hidungnya.” (HR. Ibn Sa’ad)*
————
*. Hadis diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad Jil. 1 hal. 422

Gigi
Diriwayatkan dari Hasan Ibn Ali Ibn Abi Thalib RA , saya bertanya kepada pamanku, Hind Ibn Abi Halah tentang gigi Rasulullah SAW, beliau menjawab : “Rasulullah SAW memiliki bibir yang tipis dan ada sela di gigi serinya.” (HR. Ibn Sa’ad)*
Ibn Abbas meriwayatkan : “Gigi depan Rasulullah SAW tampak renggang. Ketika berbicara, diantara gigi depan beliau itu seperti keluar cahaya.” (HR. al-Tirmidzi dan al-Darimi)**
———
*. Hadis diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad Jil. 1 hal. 422
**. Hadis diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam kitab al-Syama’il hadis no. 15 dan al-Darimi hadis no. 58

Rambut
Rambut Rasulullah saw ikal bergelombang, bukan lurus, panjang sampai menyentuh bahu. Warna rambutnya hitam, ketika semakin tua, rambut Rasulullah saw pun mulai beruban.
Bar’ah bin Azib bercerita bahwa:
Saya tidak pernah melihat seorang pun yang lebih baik ketika mengenakan pakaian berwarna merah dari Rasulullah SAW. Ujung rambut beliau tergerai menyentuh pundak beliau. ” (HR al-Bukhairi dan Muslim)*
Dari Abu Hurairah RA : “Rambut Rasulullah SAW sangat hitam” (HR. al-Baihaqi)**
Dari Qatadah ia berkata:” Saya bertanya kepada Anas bin Malik ra.: Bagaimana keadaan rambut Rasulullah saw.? Anas bin Malik menjawab: Rambutnya ikal berombak tidak keriting dan tidak lurus dan terurai sampai sebatas pundaknya.” (HR. Muslim)***
————–
*. Shahih al-Bukhari hadis no. 5400 dan 5450 dan Shahih Muslim hadis no. 4309
**. Hadis riwayat Al Baihaqi dalam kitab Dala’il al-Nubuwwah hadis no. 234.
***. Shahih Muslim hadis no 4311

Uban

Rambut Nabi saw beruban
Hadis riwayat Abu Juhaifah ra.:
Dari Zuhair dari Ishak dari Abu Juhaifah ia berkata: “Aku pernah melihat Nabi saw. rambut beliau yang di sini berwarna putih.”  Zuhair meletakkan sebagian jari-jarinya pada bagian bawah bibir. Lebih lanjut dikatakan kepada Zuhair: “Anda sudah sebesar siapa saat itu?” Zuhair menjawab: “Aku sudah bisa meruncingkan anak panah dan merekatkan bulu padanya”*
____
*.  Shahih Muslim, hadis no. 4323
Apakah Rasulullah Menyemir Rambutnya ?
Dari Ibnu Sirin ia berkata: Anas bin Malik ra. pernah ditanya: “Apakah Rasulullah saw. pernah menyemir (rambutnya)? ” Anas bin Malik menjawab:“Bahwa dia belum pernah melihat uban kecuali hanya sedikit.”*

————
*. Shahih Muslim  hadis no. 4317

Cara Rasulullah SAW Menyisir Rambut
Sebagai manusia biasa, Rasulullah saw yang berambut panjang, selalu menyisir rambutnya, yaitu mengurai dan menjadi dua belahan. Hal ini seperti yang dikisahkan Ibn Abbas sebagai berikut:
Ibnu Abbas ra berkata:  “Kebiasaan orang-orang ahli kitab ialah memanjangkan rambut mereka sedang orang-orang musyrik biasa menyisir rambut mereka menjadi dua belahan. Rasulullah saw. senang menyesuaikan dengan ahli kitab dalam hal yang tidak diperintahkan (mubah) lalu Rasulullah saw. memanjangkan rambut jambulnya setelah itu disisir menjadi
dua belahan. “*
————–
*. Sahih Muslim, hadis no. 4307.
Janggut / jenggot Rasulullah SAW
Ali Ibn Abi Thalib RA meriwayatkan : “Kepala Baginda Rasulullah SAW tidak kecil dan jenggotnya tebal.” (HR. Ahmad)*
Al-Bara’ Ibn Azib RA berkata : “Rasulullah SAW memiliki jenggot yang tebal .” (HR. al-Nasa’i)**
Sa’ad Ibn Abi Waqash RA berkata : “Jenggot dan rambut Rasulullah SAW lebat dan hitam.” (HR. Ibn Sa’ad)***
————
*. Musnad Ahmad hadis no. 708 dan 1001
**. Sunan Al-Nasa’i no. 5137
***. Thabaqat Ibn Sa’ad jil. 1 hal. 418
Wajah Rasulullah SAW
  • Rasulullah saw memiliki wajah yang tampan, bahkan paling tampan.
  • Wajah beliau tidak tajam seperti pedang, tidak juga memanjang, tapi seperti matahari dan bulan yang bundar.
  • Ketika beliau gembira, wajah baginda seperti potongan bulan.

Kesimpulan ciri di atas adalah berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari al-Barra ra yang berkata bahwa Rasulullah saw adalah manusia yang wajahnya paling tampan, akhlaknya paling baik, tidak tinggi yang terlalu tinggi dan pasti tidak pendek.  Dan hadis riwayat al-Bukhari, al-Barra ditanya: Apakah wajah Rasulullah saw seperti pedang ? Beliau menjawab: Tidak, akan tetapi seperti bulan.*
Dan riwayat lainnya dari Muslim : Jabir ibn Samurah ditanya: Apakah wajah Rasulullah saw panjang (tiris) ? Beliau menjawab: Tidak, akan tetapi seperti matahari dan bulan, bulat. Begitu juga riwayat al-Bukhari dari Ka’ab ibn Malik yang bercerita bahwa Rasulullah saw jika sedang gembir, wajahnya seperti potongan bulan yang jatuh. Kami sangat mengenali itu.**
——–
*. Sahih al-Bukhari, hadis no. 3285 , 3288 dan 3292; Sahih Muslim, hadis no. 4310; Musnad Ahmad, hadis no. 20091.
**. Sahih al-Bukhari, hadis no. 3285 , 3288 dan 3292; Sahih Muslim, hadis no. 4310; Musnad Ahmad, hadis no. 20091

Ketampanan Rasulullah saw
Al-Barra‘ berkata: “Rasulullah saw. adalah seorang lelaki yang berperawakan sedang, berpundak lebar dan berambut lebat sampai ke daun telinga. Beliau suka mengenakan pakaian warna merah. Aku sama sekali tidak pernah melihat sesuatu yang lebih bagus daripada Nabi saw.”*
———‘
*.  Sahih Muslim, hadis no. 4308. 
Keringat Rasulullah saw
  • Tubuh Rasulullah SAW berkeringat sebagaimana lazimnya manusia pada umumnya bahkan ketika turun wahyu, keringat beliau semakin banyak baik di musim dingin mau pun panas.
  • Keringat Rasulullah SAW berbau harum, demikian juga ludah dan bau mulut Beliau.
Kesimpulan di atas berdasarkan beberapa riwayat berikut :
  • Cerita Aisyah dan Anas : Aisyah berkata: “Jika diturunkan wahyu kepada Rasulullah saw. pada pagi hari yang dingin kemudian dahinya akan mengucurkan keringat.” (HR. Muslim)  Dan hadis lain masih riwayat Anas RA, beliau bercerita : “Bahwa Ummu Sulaim ra. menghamparkan selembar tikar kulit sehingga Rasulullah saw. dapat tidur siang di atasnya. Beliau berkeringat banyak sekali lalu Ummu Sulaim mengumpulkan keringat tersebut untuk mencampurnya dengan minyak wangi kemudian memasukkannya ke dalam botol-botol kecil. Kemudian Nabi saw. bertanya kepada Ummu Sulaim: Apa ini? Ia menjawab: Keringatmu yang aku campur dengan minyak wangiku.” (HR. Muslim)*
  • Anas ibn Malik RA bercerita : “Aku menemani Rasulullah SAW sepuluh tahun dan aku mencium semua wewangian dan aku belum pernah mencium bau mulut yang lebih harum dari bau mulut Rasulullah SAW.” (HR. Ibn Sa’ad) **
  • Wa’il Ibn Hajar RA bercerita : “Nabi SAW disodorkan sebuah wadah berisi air, Beliau meminumnya lalu meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah itu dituangkan ke dalam sumur-sumur- dalam lafazh lain : Nabi SAW meminum dari wadah dan meludah di sumur- tiba-tiba dari sumur itu merebak bau wangian yang harum.” (HR. Ahmad)***
———-
*. Shahih Muslim hadis no. 4302 dan 4303
**. Thabaqat Ibn Sa’ad jil 1. Hal. 378
***. Musnad Ahmad hadis no. 18084

Tanda Fisik Kenabian
  • Rasulullah saw memiliki tanda fisik kenabian dipunggungnya.
  • Adanya tanda kenabian, sifatnya dan letaknya di salah satu bagian tubuh Nabi saw.
Saib bin Yazid ra., ia berkata:  “Bibiku pernah membawaku pergi menghadap Rasulullah saw. Bibiku berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya keponakanku ini terserang penyakit perut. Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendoakan aku supaya mendapat berkah. Setelah itu beliau berwudu dan aku meminum sisa air wudunya kemudian aku berdiri di belakang punggung beliau dan melihat sebuah tanda (kenabian) antara kedua pundaknya seperti telur burung merpati. ”  (HR. Muslim)*
——–
*.  Shahih Muslim No.4328

Nabi saw Juga Sakit
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:  “Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. Aku berkata: Itu, karena engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw. bersabda: Benar. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (HR. Muslim)*
———-
*.  Shahih Muslim No.4663

Nabi SAW terluka
  • Saat Ghazwah (perang yang langsung dipimpin Rasulullah SAW ) Uhud, Rasulullah pernah dalam kondisi sangat kritis. Dalam kondisi tersebut, Utbah Ibn Abi Waqash melempari beliau dengan batu sehingga beliau terjatuh, gigi seri bawah kanan terluka, begitu juga bibir bawah beliau.
  • Abdullah Ibn Syihab al-Zuhri pernah mendekati beliau dan memukul hibgga melukai kening beliau.
  • Datang pula seorang penunggang kuda, yaitu Abdulah Ibn Qami’ah dan memukulkan pedang ke bahu beliau dengan pukulan yang keras. Akibat pukulan tersebut, beliau merasa kesakitan lebih dari sebulan. Hanya saja pukulan tersebut tidak sampai menembus dan merusak baju besi yang beliau kenakan, lalu dia memukul beliau di bagian tulang pipi hinnga ada dua keping lingkaran rantai topi besi yang lepas menembus pipi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda :“Amat besar kemarahan Allah terhadap suatu kaum yang membuat wajah Rasulnya berdarah.” Setelah diam sejenak, beliau bersabda lagi : “Ya Alah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui. “(HR. al-Thabrani)*
——-
*. al-Rahiq al-Makhtum hal 347-348
-------------------------------------------------------