Mengawali artikel ini, perlu kita mengingat kembali firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terjemahannya ;
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kali ini kita membahas 11 poin tata cara makan Rasulullah Saw.
Yaitu,
1. Nabi tidak suka makanan yang diawetkan atau makanan yang dimasak lagi.
Pada zaman sekarang kita sudah terbiasa makan makanan yang diawetkan, dikalengkan atau makanan kemasan. Misal sarden yang berbulan-bulan dalam kaleng kita makan. Kita cuek akan behaya bahan pengawet yang ditambahkan ke dalam kaleng sarden itu.
2. Nabi tidak pernah makan dengan lauk lebih dari 2 macam.
Kita lihat sekarang dalam jamuan prasmanan yang menyediakan banyak jenis lauk, para tamu banyak yang nafsu matanya lebih besar dari kekuatan perutnya. Mereka tidak malu menggambil sampai 4 jenis lauk sekaligus, ayam, ikan, telur, sate sekaligus. Dan akhirnya banyak yang masuk sampah.
3. Nabi makan pakai tangan dan menjilati tangan sehabis makan.
Setelah hasil diskusi ternyata ada keajaiban tersendiri. Ternyata jari-jari tangan kita itu mengeluarkan keringat yang kasat mata, keringat jari tangan ini akan membantu cepatnya makanan menjadi hancur saat dicerna.
Penelitian sederhana, ambil 2 wadah air, yang satu obok-obok dengan tangan, dan yang satu jangan kenakan tangan. Kemudian masukkan sayuran segar/ dedaunan ke dalam ke masing-masing wadah. Akan terlihat sayuran/daun yang ada di air yang kena tangan tadi akan rusak. Dan terlihat pula dalam dunia pegemasan makanan, maka para perkerja akan diwajibkan memakai sarung tangan.
4. Nabi melarang meniup makanan yang masih panas.
Ternyata disaat kita meniup makanan panas itu Karbon Dioksida keluar dari mulut kita dan menimpa makana yang bercampur uap air, dan terdapat suatu unsur kimia yang terbentuk yang tidak dapat di cerna dalam tubuh. Ini yang menempel pada nasi.
5. Nabi mengambil makanan yang jatuh dan memakanya lagi.
Dalam sebuah pertemuan di istana Kerajaan Romawi yang telah kalah, para sahabat Nabi diundang untuk makan. Suatu ketika ada sedikit nasi sahabat yang jatuh, lalu sahabat mengambil dan memakannya. Lalu selesai pertemuan sahabat lain bertanya, " Apa kau tidak malu mengabil sebutir nasi di depan para pembesar kerajaan Romawi?".
Sahabat berkata " Perintah Nabi lebih aku sukai daripada perhatian perbesar Kaum Rum".
6. Nabi bersabda " Seburuk-buruk bagian binatang untuk dimakan adalah bagian kepala dan perut".
Maka tampaklah sekarang bahwa "jeroan" adalah makanan paling berbahaya untuk penderita "asam urat". Ada lagi sekarang "Bakso kepala Sapi".
7. Nabi melarang makan sambil bersandar.
Karena itu adalah perbuatan orang bebal dan pembesar kerajaan-kerajaan romawi.
8. Perintah berjalan/melangkah sesudah makan
"Jangan tidur diatas makananmu" (hadits). Jadi sehabis makan hendaklah melangkahkan kaki minimal 40x. Ternyata setelah kita melangkah 40x sehabis makan, kita akan bersendawa. Sendawa ini mengeluarkan udara yang ikut masuk lambung bersamaan dengan proses kita menelan makanan. Dengan keluarnya udara di perut ini mengabibatkan tubuh terasa enak, tidak ada ganjalan udara lagi diperut.
9. Mencuci tangan sebelum memegang makanan sehabis tidur.
"Barang siapa mengambil makanan sedang dia belum mencuci tangannya, padahal semalam dia tidak tau kemana tangannya, maka jangan salahkan kecuali dirinya sendiri jika dia tertimpa penyakit (hadits).
10. Memakai tangan kanan saat makan.
11. Mengawali dengan bacaan basmalah dan mengakhirinya dengan do’a usai makan.
Wallahu A’lam
0 comments:
Post a Comment